Menulis Untuk Keabadian
Menulislah, maka tulisanmu akan bertahan lebih
lama dari umurumu. Tentunya jika tulisan tersebut tidak kau hanguskan sendiri
atau dihanguskan oleh generasi setelahmu.
Begitu banyak karya tulis yang melegenda. Eksistensinya
masih dirasakan sampai detik ini, sementara para penulisnya sudah lama berkalang
tanah, ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.
Jika seseorang ingin mempelajari teori-teori dalam
ilmu biologi, maka bisa dipastikan ia akan bertemu dengan teori evolusi yang
diciptakan oleh Charles Darwin. Darwin mengabadikan teori tersebut dalam buku master peace - nya yang berjudul “the origin of species”. Buku itu begitu
melegenda, sampai saat ini gaungnya masih dirasakan. Bahkan buku-buku biologi
anak sekolah masih memuat teorinya sebagai landasan dalam mempelajari ilmu
biologi. Meski menuai kontroversi, teori yang ditulis oleh Darwin ini harus
diakui memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan teori-teori ilmu biologi,
bahkan dalam perkembangkannya lebih lanjut diterapkan juga pada ilmu-ilmu
sosial yang dikenal dengan teori “Darwinisme Sosial”. Teori Darwinisme sosial salah
satunya diadopsi oleh Feriderich Ratzel seorang geograf dari jerman, yang
menyempurnakan teori geografi politiknya yang dikenal dengan teori “organic state” atau negara organik.
Dalam teorinya itu, ia mengemukakan bahwa “ suatu negara mirip dengan makhluk
hidup, ia lahir dan tumbuh mulai dari bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, tua
dan akhirnya mati. Dengan demikan, negara sebagaimana makhluk hidup harus
memiliki ruang untuk melangsungkan kehidupannya. Teori organic state ini kemudian oleh Housofer berkembang menjadi teori Labensraum (teori ruang hidup). Dan
sampailah penerapan teori ini kemudian pada aksi-aksi ekspansi wilayah yang dilakukan
oleh Jerman yang dipimpin oleh Adolf Hitler pada waktu itu, dengan dalih
memperluas ruang hidup negara Jerman.
Karl Mark sebagai tokoh pendiri idiologi
sosialisme-komunis juga salah satunya mencomot teori Darwin sebagai landasan
untuk menyusun teorinya. Karl Mark juga mewariskan karya tulis yang tak kalah
melegendanya. Ia menulis bukunya yang berjudul “Das Capital”, bahkan saking berpengaruhnya buku ini, seolah
dijadikan kitab suci bagi para penganut ideology sosialis-komunis. Di Indonesia
sendiri buku ini sempat diberangus karena dianggap terlarang dan berbagaya, mengingat
terjadinya tragedi G30-September pada tahun 1965.
Dalam bidang Ilmu lingkungan, Rachel Carson
merupakan orang yang dikenal dengan bukunya yang melegenda “Silent Spring”. Bagaimana tidak, buku
itu begitu terkenal setelah ia menguraikan perihal peristiwa sepinya
burung-burung ketika musim semi. Padahal pada mulanya kicauan burung sangatlah
ramai ketika musim semi tiba. Ia memaparkan kejadian tersebut salah satunya
dipicu oleh semakin banyaknya zat-zat pencemar lingkungan, terutama yang
dihasilkan dari limbah-limbah industri. Inilah awal mula perjuangan terhadap
lingkungan dimulai, dan berlanjut sampai saat ini.
Di bidang ilmu Geologi, siapa yang tak mengenal
Van Bemmelen. Seorang geolog dari Belanda semasa pemerintahan Hindia Belanda
masih bercokol di Indonesia. Ia menulis bukunya yang terkenal dalam bidang
geologi yang berjudul “Geology of
Indonesia”. Ada kisah menarik ketika buku ini pertama kali ditulis. Naskah
asli yang telah selesai ditulis Van Bemellen pada waktu itu disita oleh Tentara
Republik Indonesia. Mengingat pada waktu itu terjadi pergolakan rakyat
Indonesia terhadap pemerintah Hindia Belanda dalam rangka merebut kemerdekaan.
Bahkan pada waktu itu, Van bemmelen ditahan dalam waktu beberapa lama. Naskah
yang telah bersusah payah dibuat itu tak kembali juga ke pemiliknya. Akhirnya Van
Bemmelen pasrah dengan nasib yang menimpanya. Namun ia tidak berhenti sampai
disitu. Ia bahkan menulis ulang naskah buku itu dengan segala kemampuan yang
dimiliki, akhirnya buku itu sampai saat ini masih bisa dijadikan rujukan dalam
mempelajari Geologi terutama di Indonesia.
Di dunia islam, kita mengenal Imam Ghazali. Beliau
adalah salah satu ulama sufi yang amat termasyhur. Mengapa ia begitu terkenal,
maka lagi-lagi karena karya tulisnya. Ia mengarang ratusan kitab-kitab agama,
dan salah satu yang paling terkenal adalah kitab Ihya’ Ulumuddin - nya. Kitab ini menjadi pegangan pengajaran
ilmu-ilmu agama di pesantren-pesantren dan sekolah agama sampai saat ini. Dan
saking pentingnya kitab ini sampai diterjemahkan ke berbagai bahasa. Tak luput
juga di Indonesia, bahkan terjemahannya pun terus mengalami cetak ulang dan
revisi, saking banyaknya permintaan.
Karya tulis yang melegenda begitu banyaknya. Tak
cukup untuk saya tuliskan di sini, mengingat keterbatasan pengetahuan yang saya
miliki. Lalu apa poin penting dari semua ini? Jawabnnya tentu adalah pentingnya
sebuah karya tulis. Profesor Ida Bagus Mantra, seorang pakar Demografi UGM, di
awal bukunya ia menulis sebuah nasehat yang pernah diutarakan oleh Frangklin,
“jika anda ingin tidak dilupakan orang segera setelah meninggalkan almamater,
maka tulislah sesuatu yang patut dibaca atau berbuatlah sesuatu yang patut
diabadikan”. Itulah pentingnya menulis. Karena menulis adalah bekerja untuk
keabadian. Begitu dahsyatnya sebuah karya tulis. Meski ditulis ratusan bahkan
ribuan tahun yang lampau, tetapi seakan mampu membuat penulisnya seolah abadi,
meski telah lama tiada. Bisakah kita seperti penulis-penulis hebat itu?
Jawabannya tergantung bagaimana kemauan dan kerja keras kita ! selamat menulis
!!
Korleko, 31 Agustus 2016
Terima kasih telah menerima saya dalam pertemanan yang baik ini. Kehausan saya dalam dunia tulis menulis ini sdh saya temukan tempatnya yang paling tepat. Trims.
BalasHapus