Gara-Gara Surat Izin Penelitian
Saat ini saya sedang duduk di atas kursi dan
menulis pada laptop di atas meja di depan saya. Tepatnya, saya sedang berada di
lantai dua gedung Perpustakaan Pusat UNS.
Saya sebenarnya lagi bad mood saat ini, namun untuk membiasakan diri menulis,
maka dengan terpaksa dan sengaja memaksa diri untuk menulis.
Tentu muncul pertanyaan, apa sebabnya sehingga
saya menjadi bad mood. Untuk menjawab pertanyaan itulah saya menulis tulisan
sederhana ini.
Tanpa basa basi, langsung saja saya ceritakan.
Pada awalnya, niat saya datang ke kempus adalah untuk mengambil surat izin
penelitian di ruang administrasi lantai dua kampus baru Pascasarjana UNS. Surat
izin itu sebenarnya sudah saya serahkan dua hari yang lalu, tepatnya tanggal 11
September 2013, Tinggal menunggu untuk ditandatangani. Pada waktu itu, tepatnya
pada Rabu sore saya dan salah sorang teman (Fika) menyerahkan syarat untuk
mendapatkan surat izin penelitian. Syarat yang dimaksud adalah satu jilid
proposal yang telah ditandatangani oleh pembimbing dan kaprodi. Setelah syarat tersebut
terpenuhi, ternyata tidak bisa langsung mendapat surat izin penelitian itu,
lantaran ibu Asisten Direktur Pascasarjana tidak masuk kantor sehingga tidak
bisa ditandatangani. Akhirnya kami merelakan dan mengikhlaskan serta bersedia
bersabar untuk menunggu. Menurut petugasnya, kami disarankan untuk datang lagi
mengambil surat itu dua hari berikutnya, yaitu hari Jumat dan tepatnya pada
hari ini.
Sebelum berangkat tadi, saya sudah optimis
akan dapat surat izin itu dan bisa berangkat besok pagi ke lokasi penelitian di
Demak. Namun apa yang terjadi? Ketika saya masuk ke ruang administrasi tempat
menyerahkan surat dan syaratnya kemarin, saya menemukan seorang karyawan sedang
sibuk dengan urusannya. Spontan saya menyapa dengan ucapan “permisi pak”,
setelah dipersilahkan saya langsung mengutarakan tujuan, yaitu mengambil surat
izin penelitian. Bapak itu langsung menyarankan saya ke ruang koordinator tata
usaha yang ruangannya berseberangan dengan ruang administrasi tadi. Saya pun
pamit dan berlalu menuju ke ruang yang dimaksud.
Sesampai di ruang tata usaha itu, saya menemui
seorang karyawan perempuan yang sudah agak tua. Dengan muka datarnya ia
bertanya “ada apa?”. Lalu saya mengutarakan maksud kedatangan saya. Karena mungkin
dia merasa sibuk dengan urusannya, saya dimintanya mencari sendiri usulan tesis
beserta suratnya di tumpukan usulan tesis di sana. Saya mencoba mencari usulan
tesis milik saya dan milik Fika, namun sampai habis semuanya saya periksa
ternyata nihil.
Saya lantas bertanya pada ibu karyawan yang
tadi, kapan kiranya dapat diambil surat itu. Lagi-lagi dijawab dengan wajah
datarnya bahwa untuk hari ini sepertinya tidak bisa diambil, mengingat ibu
asisten direktur saat ini sedang berada di Aceh. Saya dimintanya datang lagi
untuk mengecek surat itu pada hari Selasa. Duarrrrrr, Saya seketika lesu
mendengar itu. Berarti saya harus menunggu lagi selama empat hari ke depan. Dengan
nada yang lemah saya minta diri dan pamit dari ruangan itu.
Saya duduk untuk beberapa menit di kursi
panjang di ruang tunggu. Disana saya merenung dan mengirim pesan via sms kepada
Fika perihal masalah ini. Cukup lama saya menunggu, tak kunjung dibalas juga
rupanya sms saya, dan akhirnya saya putuskan untuk pergi ke perpustakaan,
dimana saat ini saya sedang mengetik tulisan ini.
Namun sejalan dengan deru keyboard laptop saya
akibat tekanan jari-jari ketika mengetik, tiba-tiba Fika membalas sms dengan
nada positif. Ia mengatakan bahwa rencana pergi ke lokasi penelitian tetap
dilakukan besok pagi (Sabtu, 14 September 2013). Meskipun tanpa membawa surat
izin penelitian, agenda di sana rencananya hanya beberapa hari, kemungkinan
sampai dua hari kemudian kembali ke Solo lagi. Selama dua hari itu, rencananya
akan kami gunakan untuk “kulonuwun” atau datang beramah-tamah dengan warga
sekitar lokasi penelitian. Selain itu juga kami berencana untuk memastikan
tempat tinggal (kontrakan) yang nantinya kami tempati selama kegiatan
penelitian berlangsung.
Akhirnya saya sepakati untuk berangkat besok
pagi ke Demak. Semoga saja tidak ada hambatan nantinya ketika mulai dari Solo sampai
di Demak. Tentu juga harapan saya semoga semua urusan di sana lancar dan mudah.
Kita hanya bisa berusaha dan berdoa, Allah lah yang menentukan.
Salam semangat..!!
Surakarta, 13 September 2013
--Hasrul Hadi--
Komentar
Posting Komentar