Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Pelajaran Berharga dari Seorang Bapak

Gambar
Saya baru sempat menuliskannya sekarang. Sebenarnya usai ngobrol santai itu, saya ingin sekali menuliskannya. Meski terlambat, namun setidaknya saya masih ingat betul apa yang diceritakannya. Pagi itu, saya sedang berada di kamar kost. Saya biasanya melakukan bersih-bersih kamar sebelum melanjutkan aktivitas lain yang sifatnya akademis. Untuk menghilangkan pengapnya kamar saya membuka pintu dan jendela. Udara pagi ditambah hangatnya mentari di pagi itu cukup menambah semangat. Di luar sana, tepat di sebelah kanan jendela saya terdapat keran air yang biasa kami manfaatkan airnya untuk mencuci pakaian, berwudhu, cuci tangan dan aktifitas bersih diri lainnya. Terlihat seorang bapak tua yang sedang mencuci pakaiannya. Dengan posisi duduk dengan bak berisi rendaman pakaian di depannya dan dikuceknya perlahan. Perlu diketahui, ia adalah pedagang martabak yang juga satu kost dengan saya. Kamarnya kebetulan berdekatan dengan kamar saya. Ia tinggal sendirian saja di kamar it

Bergrilya; Dari Perkantoran Hingga Pelosok Desa

Gambar
Dua minggu berlalu terasa begitu singkat. Namun di hari-hari yang telah terlewati, begitu banyak kejadian yang terkadang membuat saya merenunginya. Untuk menjernihkan pikiran, serta agar aliran darah menjadi lancar, menurut saya penting artinya untuk berbagi pengalaman kepada pembaca yang budiman. Oleh karena itu tidak bosan-bosannya saya memaksa jari-jari tangan saya untuk menari di atas keyboard laptop butut ini. Menari dan mengurai kisah yang tak ingin saya simpan sendiri dan tak sudi pula kiranya itu akan terkubur menjadi sebuah rahasia.  Jikalau mata kita dipelototkan menuju judul tulisan ini, dapatlah kita tersangkut pada sebuah kata, yaitu “bergrilya”. Mungkin mendengar istilah bergrilya, imajinasi kita langsung meloncat menuju zaman-zaman dimana terjadi peperangan. Salah satu strategi yang digunakan adalah “perang grilya”. Perang yang dalam praktiknya menggunakan kelincahan gerakan menyerang musuh secara membabibuta dan spontan kemudian segera bersembunyi. Inilah yang

Memulai Cerita di Sayung Demak

Hari ini adalah hari kedua saya menginjakkan kaki di kecamatan Sayung Demak. Beberapa waktu lalu saya dan lima orang teman datang ke sini untuk tujuan survei awal guna melengkapi pembuatan proposal tesis. Kedatangan kami dahulu terasa begitu menyenangkan dan penuh dengan cerita-cerita seru. Namun cerita itu tidak akan saya uraikan lebih jauh, karena saya ingin bercerita tentang pengalaman hari ini.   Pada hari kedua ini, tak kalah menariknya dibandingkan dengan kedatangan pertama saya. Ada beberapa hal yang menurut saya menarik untuk diceritakan. Oleh karenanya untuk menghindari kebosanan anda, maka langsung saja   check it’s out . Pada keberangkatan saya kali ini, saya ditemani hanya oleh seorang teman, namanya Fika. Ia adalah gadis yang berkacamata, menggunakan kawat gigi dan bersuara besar, namun semangat juangnya begitu tinggi, setauku itu. Berbeda dengan kedatangan saya sebelumnya yang berangkat dengan lima orang teman menggunakan tiga sepeda motor. Saat ini kami hanya

Gara-Gara Surat Izin Penelitian

Saat ini saya sedang duduk di atas kursi dan menulis pada laptop di atas meja di depan saya. Tepatnya, saya sedang berada di lantai dua gedung Perpustakaan  Pusat UNS. Saya sebenarnya lagi bad mood saat ini, namun untuk membiasakan diri menulis, maka dengan terpaksa dan sengaja memaksa diri untuk menulis. Tentu muncul pertanyaan, apa sebabnya sehingga saya menjadi bad mood. Untuk menjawab pertanyaan itulah saya menulis tulisan sederhana ini. Tanpa basa basi, langsung saja saya ceritakan. Pada awalnya, niat saya datang ke kempus adalah untuk mengambil surat izin penelitian di ruang administrasi lantai dua kampus baru Pascasarjana UNS. Surat izin itu sebenarnya sudah saya serahkan dua hari yang lalu, tepatnya tanggal 11 September 2013, Tinggal menunggu untuk ditandatangani. Pada waktu itu, tepatnya pada Rabu sore saya dan salah sorang teman (Fika) menyerahkan syarat untuk mendapatkan surat izin penelitian. Syarat yang dimaksud adalah satu jilid proposal yang telah ditandatangani

Seputar Persiapan Penelitian

Tadi siang, saya sempat berjibaku dengan urusan seputar persiapan penelitian ke Sayung Demak. Mulai dari merampungkan revisian proposal beserta instrumennya, sampai menunggu proposal acc oleh pembimbing. Alhasil lumayan lega, proposal plus instrumen rampung, tanda tangan ke dua pembimbing juga terbubuhkan dengan manis di lembar pengesahan. Saya juga sempat pergi ke tukang fotocopy untuk jilid proposal dan nge-print surat izin penelitian. Sampai pada akhirnya, setelah semua syarat terpenuhi, proposal dan surat izin itu mendarat di meja petugas administrasi. Namun selanjutnya apa yang terjadi? Ternyata ibu Asisten Direktur Pascasarjana tidak masuk kantor, karena satu dan lain hal. Dan menurut informasi yang terpercaya, beliau akan masuk kantor pada hari Jumat, lusa. Fenomena ini mengakibatkan rencana berangkat hari Kamis esok gagal total. Namun tak mengapa, pikir saya kemudian mengawang ke dua hari kedepan, yaitu hari Kamis dan Jumat. Saya pikir tidak masalah menunda kepergian ke loka

Di Saat Pikiran Buntu

Saat ini saya sedang merasa bingung tidak tau harus berbuat apa. Masalah saya sebenarnya adalah instrumen penelitian yang saya buat tak kunjung selesai dikerjakan. Ada kebingungan ketika mulai menuliskan beberapa pertanyaan terkait variabel penelitian yang saya format dalam bentuk pedoman wawancara. Hanya dapat menuliskan tiga pertanyaan, dan setelah itu pikiran saya menjadi buntu. Saya masih menerka-nerka mengapa bisa terjadi seperti ini. Kemudian, berbagai alibi mencuat dalam pikiran. Dalam pikiran saya, mungkin kebuntuan ini akibat dari kemalasan saya. Saya juga membuat alasan-alasan seperti tidak adanya literatur yang pas dengan kajian dalam penelitian yang akan saya lakukan. Mungkin juga karena diburu untuk ekstra cepat merevisi proposal mengingat akan segera ke lokasi penelitian. Entahlah, semuanya masih abu-abu di pikiran saya. Namun yang pasti, dan dengan keyakinan yang kuat, menurut saya hal ini memang disebabkan oleh kemalasan diri saya sendiri. Malas mencari bahan, malas

Forum Silaturrahmi Mahasiswa (FoSiMa) UNS - NTB, Wadah Pemersatu Mahasiswa UNS asal NTB

Bermula dengan adanya pertemuan di suatu malam sehabis isya, bertempat di masjid Syukur, Kentingan, Jebres Kota Surakarta, Jawa Tengah. Tepatnya pada Januari di awal tahun 2013. Pertemuan tersebut merupakan salah satu kegiatan yang diinisiasi oleh saudara Muhammad Ghazali, M.Pd. yang kemudian didukung oleh rekan-rekan seperjuangan dan serantauan. Pertemuan tersebut bertujuan untuk menjalin silaturrahmi antar mahasiswa yang berasal dari NTB, khususnya Lombok pada waktu itu. Silaturrahmi yang dimaskudkan adalah terjalinnya hubungan baik antara mahasiswa Pascasarjana UNS lama dengan calon mahasiswa baru (Akan tes seleksi masuk).  Silaturrahmi tersebut diisi dengan kegiatan berupa pembacaan yasin dan doa bersama, demi kelulusan calon mahasiswa baru dan demi kelancaran segala urusan. Selanjutnya ditambah dengan kegiatan perkenalan dan ramah tamah. Suasana gembira, hangat dan bersahabat kental terasa pada pertemuan malam itu. Jumlah peserta pertemuan (mahasiswa lama dan baru) itu sekita